MAAF, BLOG INI MASIH DALAM PROSES EDITING!!!

CATATAN PHOTOGRAPHY


Auto (si ijo) = full automatic seperti pakai kamera compact, saran:hindari kalau ga mau flashnya nyala


P atau program mode itu mode kalau kita ga ada waktu lagi, dan maunya cuma jepret asal yang gambar akhir terang dan tajam. Saran: hindari kecuali bener2 ga ada waktu untuk komposisi.

A atau Aperture priority = kita set aperturenya, kamera menentukan iso, shutter speed etc sesuai penafsiran kamera.

Ini biasanya saya pakai buat menentukan berapa depth of field (bagian yang fokus). Contoh, kalau untuk foto potret, saya mau bikin background blur, saya pilih aperture terbesar (makin kecil angkanya makin gede bukaan/aperturenya) = f/3.5 lebih besar daripada f/8.

Tapi pas gue mo foto pemandangan atau foto grup keluarga, saya mau depth of field (bagian yang fokus) gede, jadi gue set bukaan / aperture kecil (angka besar) contoh f/8 atau f/16.

Lalu aperture juga menentukan berapa banyak cahaya masuk, jadi di tempat gelap, kita bisa memperbesar bukaan (angka kecil) supaya lebih banyak cahaya masuk.

S atau Shutter priority = kita tentuin berapa cepet shutter speednya, trus sisanya ditentukan kamera. Setting ini dipakai kalau ingin mendapatkan efek freeze (beku) atau efek motion (gerak).

Kalau set shutter speed tinggi seperti 1/640, maka hasilnya gerakan orang lari / olahraga menjadi beku, sebaliknya kalau kita set 1/15 atau lebih rendah lagi dan fokus kita pada benda/orang yang bergerak, maka kita akan menangkap motion blur. Teknik ini cocok untuk rekam gerakan air di pantai atau air terjun.

Seperti aperture, shutter speed juga mempengaruhi banyak sedikitnya cahaya yang masuk.

M atau Manual Exposure Ini semua kita yang tentuin, kalau mau gambar yang dihasilkan cukup seimbang dan terang, maka kita tinggal stel aja sampai indikasi light meternya ditengah.

Manual fokus biasa saya pakai kalau memang saya mau achieve hasil tertentu, contohnya maunya agak gelap (low key fotografi) jadi hasil akhirnya agak misterius, atau mau bikin siluet.

Saya juga sering pakai pas kondisi ruangan / lingkungan berganti2 intensitas cahayanya sehingga membingungkan kamera. Contoh seperti di konser, lampunya nyala2 ga keruan, kadang terang bgt, kadang gelap banget, dan juga kontras antara background dan pemusiknya, jadi manual fokuslah satu2 solusinya, andalannya memakai lightmeter, histogram dan juga mereview lewat layar lcd. Setting saya ganti2 sesuai dengan perubahan cahaya, misalnya kalau cahayanya tiba2 meredup, langsung saya set bukaan digedein atau shutter speed dilambatin atau iso dinaikin.

Manual juga saya sering pakai kalau kondisi ruangan / lingkungan konstan. Misalnya pas pertandingan basket sekolah itu lampu2nya konstan, ya saya tinggal set aja sebelum pertandingan dimulai, optimal exposurenya apa, dan kemudian shooting pake setting itu sepanjang pertandingan.

Apalagi ya, soal fokus, fokus keknya cukup straightforward, tinggal pilih aja objek mana yang mo di fokus di pilih dari titik fokusnya trus tembak.
Untuk foto objek yang bergerak, pakai tracking, trus setelah fokus (pencet setengah shutter button) trus ikutin objeknya, ntar fokusnya ikut tracking.

Kalau mau komposisi, elo bisa pencet setengah shuuter button untuk fokus, trus tahan tombolnya dan re-compose, baru jepret.

Mengenai ISO, usahakan serendah mungkin, 100 ideal, cuma jarang bisa dapat ini kalau di indoor/gelap. Saran gue maksimal ISO 800 kalau Nikon D40X, kalau terpaksa 1600.

Auto ISO juga membantu dan bisa elo kombinasikan dengan Manual mode atau mode2 lainnya.

Leave a Reply